Sex Tepat untuk Ibu Hamil

Sunday, October 11, 2009

Saat istri hamil, biasanya libido suami meningkat. Berhubung, badan istri makin seksi, tambah berisi dengan kehamilan. Hubungan seks pun jadi bertambah sering. berbahayakah?

Pada dasarnya, menurut Prof Dr Wimpie Pangkahila, dosen dan seksolog, seks tetap boleh dilakukan pada kehamilan. Tapi memang harus hati-hati saat kehamilan trimester pertama.

Pada trimester ini kehamilan masih lemah. Jika terjadi riwayat pendarahan berupa bercak sebelum atau setelah hubungan intim, atau terjadi kontraksi hebat, sebaiknya tak usah melakukan hubungan intim pada masa-masa ini. Tapi jika riwayat pendarahan tak pernah ada, dengan asumsi kehamilan Anda kuat, silakan tetap melakukan kegiatan seks, tentu dengan mempertimbangkan kondisi istri.

Lantas kenapa saat kehamilan trimester pertama sebaiknya tak berhubungan seks?

Ini terkait dengan hormon prostaglandin yang terdapat pada sperma. Hormon ini sering mengakibatkan kontraksi pada rahim. Saat hamil, rahim akan lebih mudah kontraksi. Akibatnya tempat melekatnya ari-ari akan lebih mudah bergeser dan menyebabkan perdarahan. Makanya, jangan ditambah sperma yang mengandung prostaglandin agar tidak terjadi kontraksi.

Bagaimana kalau calon ibu mengalami infeksi di organ intim?

Sebaiknya ditangani dulu. Sebab penetrasi saat hubungan intim membuat infeksi terdorong masuk ke dalam rahim yang dapat membahayakan janin.

Kapan hubungan intim 'aman' dilakukan?

Jika sudah memasuki trimester kedua, dimana janin sudah mulai besar dan sudah keluar dari rongga panggul, hubungan seks boleh dilakukan. Saat trimester kedua ari-ari juga sudah melekat erat pada dinding rahim.

Bagaimana memasuki trimester ketiga, saat kandungan usia tujuh bulan?

Janin sudah makin besar, bobot janin juga semakin berat, ini membuat hubungan intim terasa tidak nyaman. Makanya jangan salahkan istri saat dia sudah enggan berhubungan intim. Tetap bisa dilakukan sih, dengan posisi yang diatur sedemikian rupa, misalnya menyamping. Jangan melakukan posisi misionaris, karena perut istri bisa 'tergencet' tubuh suami.

0 comments: